Istri
yang baik. Pasti, semua perempuan yang berkeinginan menikah bercita-cita menjadi
istri yang baik. Namun seperti apakah istri yang baik itu? Apakah istri yang
baik itu cukup dengan membuat suami senang? Bagaimana pula membuat suami
senang? Pertanyaan itu berputar-putar di
benak saya.
Bukan
tiba-tiba saya memikirkan kriteria istri yang baik. Awalnya hanya sekedar ingin
menumbuhkan semangat menulis dan kemampuan kompetitif dengan mengikuti lomba
blog dengan tema istri yang baik. Tema dengan kalimat sederhana dan selalu saya
dengungkan dikepala dan hati saya, “saya akan menjadi istri yang baik kelak”. Namun
saat akan menuliskannya, saya hanya memandangi laptop beberapa saat, mengetik beberapa huruf kemudian menghapusnya. I don’t have idea.
Ditengah
kebingungan, akhirnya saya membuat survey kecil-kecilan di Blackbery Massenger (BBM). Kira-kira menurut kalian istri yang baik itu
seperti apa? Begitulah satu pertanyaan yang saya ketik di status BBM. Beragam jawaban saya terima. Yang intinya istri yang
baik adalah istri yang bisa menyenangkan suami. Namun ada tiga hal yang saya
garis bawahi. Seorang istri yang baik adalah istri yang cakap, pembelajar, dan
kuat.
Istri
yang cakap berarti istri yang bisa melakukan apa saja selama menyenangkan hati
suami dan tidak melanggar syariat Islam. Mulai dari remeh temeh sampai hal
yang mampu membuat kepala mumet pusing berkeliling-keliling. Istri adalah
seorang cleaning service, koki, ahli gizi, ahli keuangan, dokter, baby sitter,
psikolog bahkan sebagai "wanita penghibur". Karena istri adalah seorang yang
professional. Dia dituntut untuk tahu segala hal. Zaman yang berkembang begitu
cepat membuat segala aspek kehidupan berubah. Disaat seperti itulah maka istri
haruslah seorang pembelajar. Belajar hal-hal baru sebagai bekal mengawal rumah
tangga menuju rumah tangga impian. Sehingga istri bukan wanita kuper, tapi
memiliki kecerdasan intelektual sehingga bisa menjadi teman diskusi segala
topik.
Istri
adalah wanita yang lemah lembut tapi haruslah kuat. Istri yang multi tasking dituntut tetap prima
menjalankan segala rutinitas 24 jam dalam 7 hari yang terkadang menjemukan.
Apalagi istri-istri yang membagi fokus antara rumah tangga dan karir. Energi
yang dibutuhkan menjadi dua kali lipat agar tidak ada yang terbengkalai. Sehingga
kekuatan fisik dan mental harus dimilikinya. HARUS!
Kecakapan,
sifat pembelajar dan kekuatan seorang istri tidak bisa dipisahkan. Kriteria ini
bertujuan untuk menyenangkan suami yang
mengantarkan pada kepuasaan suami dan istri itu sendiri. Kepuasan menurut saya
dibagi menjadi empat, yaitu: kepuasan fisik, kepuasan akal, kepuasan batin, dan kepuasan biologis.
Keempat
kepuasan ini dapat diwujudkan dengan menerapkan hukum alam pernikahan yang
dijelaskan Pak Indra Noveldy dan Istrinya, Ibu Nunik Hermawati dalam bukunya
Menikah untuk Bahagia. Hukum alam pernikahan itu adalah memberi. Give, give, and give. Hukum alam ini
dinamakan prinsip pertanian. Untuk mendapatkan hasil panen, kita harus menanam
kan? Setelah menanam, banyak proses yang harus dilalui sebelum memanen. Menyirami,
memupuk, menyiangi dari gulma, mencegah hama sampai akhirnya kita bisa memanen.
“Kebahagiaan
pernikahan tidak diantar malaikat di atas nampan emas ke hadapan anda. You have to fight for it,” kata Ibu
Nunik Hermawati.
Untuk
menjadi istri yang baik kita membutuhkan teladan. Maka beruntunglah kita jika
bisa mengenal dan meneladani Khadijah, istri Rasulullah. Khadijah adalah istri pertama Rasulullah dan satu-satunya selama Khadijah masih hidup. Dialah perempuan hebat dibelakang Rasulullah, mendukung segala perjuangan berat Nabi diawal penyebaran Islam. Khadijah adalah
seorang yang menjaga diri dan kehormatannya, memberi dukungan penuh kepada
suami, taat pada suami karena iman kepada Allah SWT, hatinya dipenuhi rasa
kasih sayang, senantiasa bersyukur, dan memiliki masa depan yang lebih baik.
Terlalu
sempurna bukan kriteria istri yang baik menurut saya? Sementara kita tahu no body perfect tapi begitulah istri
dibalik ketidak sempurnaannya dia dituntut menjadi seorang yang paling
sempurna. Karena itu menjadi istri yang baik akan mendapat balasan yang benar-benar
setimpal dengan usahanya yang luar biasa. Surga. Yah, itulah imbalan Allah pada istri-istri
yang baik. Mereka leluasa memasuki surga dari pintu mana pun yang diinginkannya
sesuai hadist Rasulullah SAW berikut ini:
Apabila seorang isteri telah
mendirikan sholat lima waktu dan berpuasa bulan Ramadhan dan memelihara
kehormatannya dan mentaati suaminya, maka diucapkan kepadanya: Masuklah Surga
dari pintu surga mana saja yang kamu kehendaki."
(Riwayat Ahmad dan Thabrani)
(Riwayat Ahmad dan Thabrani)
Dari
hadits di atas telah jelaslah kriteria istri yang baik. Sangat sederhana bukan?
Hanya dengan mendirikan sholat lima waktu, berpuasa dibulan Ramadhan,
memelihara kehormatan, dan menaati suaminya. Meskipun kelihatannya sederhana,
hanya empat poin yang begitu gampang dihapalkan namun kenyataannya implementasi
dalam kehidupan tak semudah mengucapkannya. Butuh kecakapan, kemauan belajar
dan kekuatan untuk bisa istiqomah dalam menjalankan keempat poin ini. Semoga
kita menjadi golongan istri yang dijaminkan surga. Allahumma Aamiin… (Muj)
Rujukan:
- Noveldy, I. dan Hermawati, N. 2013. Menikah untuk Bahagia. Penerbit Noura Books (PT Mizan Publika. Jakarta.
- Sjarif, V. dan Mugniar. 2013. Agar Dicintai Suami Layaknya Sayyida Khadijah. PT Bhuana Ilmu Populer. Jakarta.
Tulisan ini diikutkan Giveaway Istri yang Baik
Mantap mentong. Semoga kelak menjadi istri yang baik seperti tulisanta Kak Ida. Aamiin (khusyu') semoga menang.
BalasHapusNamanya konsep, kan keren. Aplikasi yang tidak ditahu, tp yah be gitumi berharap tongki bisa lakukan yang terbaik.
Hapusohok..ohok... (mosek)
Hehehe, kan mantap mi tu konsep ... jadi ladi amalkanmira kapang hohoho. (Keren isi blognya, eh tambah keren pale')
HapusAamiin ... ikut mengaminkan do'a Nahla ......
HapusTerima kasih ya sudah ikutan Ida :)
Seandainya pengamalannya bisa dimulai cuma dengan mantra SIM SALABIM atau membelinya di swalayan, maka sudah dari dulu kali.
HapusMakasih Aamiinnya kak Niar, sama-sama, kita cari pengalaman ini.
Iya kelihatannya sederhana... tapi menjalaninya itu terkadang ada saja halangan (Sok teu saya, nikah aja belum) :p
BalasHapusSalam kenal (^_^)/
Salam kenal ^_^
HapusTerima kasih sudah mampir yah...
Sama, saya juga belum jalani, makanya semua ini saya menyebutnya konsep, prakitknya ntar nunggu makhluk bernama Pak Suami dl heee...
Blog Walking
BalasHapusTernyata GA nya ttg Istri yg baik, Semoga disegerakan sehingga tulisannya akan lebih berasa feel-nya, Amin..
Makasih sudah berkunjung...
HapusMakasih Aamiinnya...
Sudah cukup jelas...
BalasHapusSayapun menginginkan "itu" kelak, ketika sy mnjadi seorang istri. Insha Allah :)
Sukses GA nya, Mba.
Dan semoga cepat mnjdi seorang istri :D
aamiin...
HapusMakasih doanya.
Semoga kita jadi istri yang baik kelak Aamiin