Jumat, 21 November 2014

Istri yang Baik: Cakap, Pembelajar dan Kuat



Istri yang baik. Pasti, semua perempuan yang berkeinginan menikah bercita-cita menjadi istri yang baik. Namun seperti apakah istri yang baik itu? Apakah istri yang baik itu cukup dengan membuat suami senang? Bagaimana pula membuat suami senang? Pertanyaan itu berputar-putar di benak saya.

Bukan tiba-tiba saya memikirkan kriteria istri yang baik. Awalnya hanya sekedar ingin menumbuhkan semangat menulis dan kemampuan kompetitif dengan mengikuti lomba blog dengan tema istri yang baik. Tema dengan kalimat sederhana dan selalu saya dengungkan dikepala dan hati saya, “saya akan menjadi istri yang baik kelak”. Namun saat akan menuliskannya, saya hanya memandangi laptop beberapa saat, mengetik beberapa huruf kemudian menghapusnya. I don’t have idea.

Ditengah kebingungan, akhirnya saya membuat survey kecil-kecilan di Blackbery Massenger (BBM). Kira-kira menurut kalian istri yang baik itu seperti apa? Begitulah satu pertanyaan yang saya ketik di status BBM. Beragam jawaban saya terima. Yang intinya istri yang baik adalah istri yang bisa menyenangkan suami. Namun ada tiga hal yang saya garis bawahi. Seorang istri yang baik adalah istri yang cakap, pembelajar, dan kuat.

Istri yang cakap berarti istri yang bisa melakukan apa saja selama menyenangkan hati suami dan tidak melanggar syariat Islam. Mulai dari remeh temeh sampai hal yang mampu membuat kepala mumet pusing berkeliling-keliling. Istri adalah seorang cleaning service, koki, ahli gizi, ahli keuangan, dokter, baby sitter, psikolog bahkan sebagai "wanita penghibur". Karena istri adalah seorang yang professional. Dia dituntut untuk tahu segala hal. Zaman yang berkembang begitu cepat membuat segala aspek kehidupan berubah. Disaat seperti itulah maka istri haruslah seorang pembelajar. Belajar hal-hal baru sebagai bekal mengawal rumah tangga menuju rumah tangga impian. Sehingga istri bukan wanita kuper, tapi memiliki kecerdasan intelektual sehingga bisa menjadi teman diskusi segala topik.

Istri adalah wanita yang lemah lembut tapi haruslah kuat. Istri yang multi tasking dituntut tetap prima menjalankan segala rutinitas 24 jam dalam 7 hari yang terkadang menjemukan. Apalagi istri-istri yang membagi fokus antara rumah tangga dan karir. Energi yang dibutuhkan menjadi dua kali lipat agar tidak ada yang terbengkalai. Sehingga kekuatan fisik dan mental harus dimilikinya. HARUS!

Kecakapan, sifat pembelajar dan kekuatan seorang istri tidak bisa dipisahkan. Kriteria ini  bertujuan untuk menyenangkan suami yang mengantarkan pada kepuasaan suami dan istri itu sendiri. Kepuasan menurut saya dibagi menjadi empat, yaitu:  kepuasan fisik, kepuasan akal, kepuasan batin, dan kepuasan biologis.

Keempat kepuasan ini dapat diwujudkan dengan menerapkan hukum alam pernikahan yang dijelaskan Pak Indra Noveldy dan Istrinya, Ibu Nunik Hermawati dalam bukunya Menikah untuk Bahagia. Hukum alam pernikahan itu adalah memberi. Give, give, and give. Hukum alam ini dinamakan prinsip pertanian. Untuk mendapatkan hasil panen, kita harus menanam kan? Setelah menanam, banyak proses yang harus dilalui sebelum memanen. Menyirami, memupuk, menyiangi dari gulma, mencegah hama sampai akhirnya kita bisa memanen.
Kebahagiaan pernikahan tidak diantar malaikat di atas nampan emas ke hadapan anda. You have to fight for it,” kata Ibu Nunik Hermawati.

Untuk menjadi istri yang baik kita membutuhkan teladan. Maka beruntunglah kita jika bisa mengenal dan meneladani Khadijah, istri Rasulullah. Khadijah adalah istri pertama Rasulullah dan satu-satunya selama Khadijah masih hidup. Dialah perempuan hebat dibelakang Rasulullah, mendukung segala perjuangan berat Nabi diawal penyebaran Islam. Khadijah adalah seorang yang menjaga diri dan kehormatannya, memberi dukungan penuh kepada suami, taat pada suami karena iman kepada Allah SWT, hatinya dipenuhi rasa kasih sayang, senantiasa bersyukur, dan memiliki masa depan yang lebih baik.

Terlalu sempurna bukan kriteria istri yang baik menurut saya? Sementara kita tahu no body perfect tapi begitulah istri dibalik ketidak sempurnaannya dia dituntut menjadi seorang yang paling sempurna. Karena itu menjadi istri yang baik akan mendapat balasan yang benar-benar setimpal dengan usahanya yang luar biasa. Surga. Yah, itulah imbalan Allah pada istri-istri yang baik. Mereka leluasa memasuki surga dari pintu mana pun yang diinginkannya sesuai hadist Rasulullah SAW berikut ini:
Apabila seorang isteri telah mendirikan sholat lima waktu dan berpuasa bulan Ramadhan dan memelihara kehormatannya dan mentaati suaminya, maka diucapkan kepadanya: Masuklah Surga dari pintu surga mana saja yang kamu kehendaki."
(Riwayat Ahmad dan Thabrani)

Dari hadits di atas telah jelaslah kriteria istri yang baik. Sangat sederhana bukan? Hanya dengan mendirikan sholat lima waktu, berpuasa dibulan Ramadhan, memelihara kehormatan, dan menaati suaminya. Meskipun kelihatannya sederhana, hanya empat poin yang begitu gampang dihapalkan namun kenyataannya implementasi dalam kehidupan tak semudah mengucapkannya. Butuh kecakapan, kemauan belajar dan kekuatan untuk bisa istiqomah dalam menjalankan keempat poin ini. Semoga kita menjadi golongan istri yang dijaminkan surga. Allahumma Aamiin… (Muj)

Rujukan:
  1. Noveldy, I. dan Hermawati, N. 2013. Menikah untuk Bahagia. Penerbit Noura Books (PT Mizan Publika. Jakarta.
  2. Sjarif, V. dan Mugniar. 2013. Agar Dicintai Suami Layaknya Sayyida Khadijah. PT Bhuana Ilmu Populer. Jakarta. 






11 komentar:

  1. Mantap mentong. Semoga kelak menjadi istri yang baik seperti tulisanta Kak Ida. Aamiin (khusyu') semoga menang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Namanya konsep, kan keren. Aplikasi yang tidak ditahu, tp yah be gitumi berharap tongki bisa lakukan yang terbaik.
      ohok..ohok... (mosek)

      Hapus
    2. Hehehe, kan mantap mi tu konsep ... jadi ladi amalkanmira kapang hohoho. (Keren isi blognya, eh tambah keren pale')

      Hapus
    3. Aamiin ... ikut mengaminkan do'a Nahla ......

      Terima kasih ya sudah ikutan Ida :)

      Hapus
    4. Seandainya pengamalannya bisa dimulai cuma dengan mantra SIM SALABIM atau membelinya di swalayan, maka sudah dari dulu kali.

      Makasih Aamiinnya kak Niar, sama-sama, kita cari pengalaman ini.

      Hapus
  2. Iya kelihatannya sederhana... tapi menjalaninya itu terkadang ada saja halangan (Sok teu saya, nikah aja belum) :p

    Salam kenal (^_^)/

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal ^_^
      Terima kasih sudah mampir yah...

      Sama, saya juga belum jalani, makanya semua ini saya menyebutnya konsep, prakitknya ntar nunggu makhluk bernama Pak Suami dl heee...

      Hapus
  3. Blog Walking

    Ternyata GA nya ttg Istri yg baik, Semoga disegerakan sehingga tulisannya akan lebih berasa feel-nya, Amin..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih sudah berkunjung...

      Makasih Aamiinnya...

      Hapus
  4. Sudah cukup jelas...
    Sayapun menginginkan "itu" kelak, ketika sy mnjadi seorang istri. Insha Allah :)

    Sukses GA nya, Mba.
    Dan semoga cepat mnjdi seorang istri :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. aamiin...
      Makasih doanya.

      Semoga kita jadi istri yang baik kelak Aamiin

      Hapus