Selasa, 18 November 2014

MGCF 2014: Ketika Fadly Padi tidak untuk Bernyanyi




Semua tak sama, tak pernah sama
Apa yang ku sentuh, apa yang yang kukecup
Sehangat pelukmu, selembut belaimu
Tak ada satupun yang mampu menjadi sepertimu

Sebagian besar orang pernah mendengar lagu ini. Yah, betul sekali, sepenggal lirik di atas milik Band Padi. Andi Fadly Arifuddin, atau yang dikenal sebagai Fadly Padi adalah vokalis band ini. Bernyanyi dan memainkan alat musik sudah pasti menjadi keahliannya. Tapi ternyata Fadly yang lebih suka dipanggil Daeng dari pada Mas ini punya sisi lain yang mungkin tidak banyak diketahui orang. Atau cuma saya saja kah?
***
Persembahan Tari Paduppa oleh anak-anak jalanan asuhan KPAJ
Dari sebuah tweet dan postingan yang dishare beberapa teman di FB saya memperoleh informasi bahwa di Makassar akan diadakan Indonesia Berkebun Confrence and Makassar Green Culture Festival 2014. Acara Konfrensi Indonesia Berkebun ini merupakan konfrensi tahunan yang diselenggarakan oleh Indonesia Berkebun (ID Berkebun), sebuah komunitas penggiat urban farming. Konfrensi ini adalah konfrensi yang ketiga kalinya setelah konfrensi pertama diadakan di Solo pada tahun 2011, konfrensi kedua di Bali pada tahun 2013. Festival ini dihadiri aktivis lingkungan hidup, anggota jejaring ID Berkebun dari seluruh Indonesia, praktisi urban farming, badan usaha, serta LSM yang menjadi partner ID Berkebun. Acara menarik untuk diikuti, pikirku.

Saya tiba di Benteng Rotterdam, lokasi MGCF 2014 sekitar jam 4 sore. Berdasarkan rundown acaranya berarti saya telah melewatkan opening ceremony dan kelas pertama dengan materi pemilihan dan penyemaian bibit oleh Ibu Ida Amal. Dan memang benar, setiba dilokasi, saya melihat segerombol anak-anak TK yang sedang mewarnai media tanam yang terbuat dari karton berbentuk silinder yang berlubang atas dan bawah. Lubang bawah disumbat steroform berbentuk segi empat. Di karton silinder inilah anak-anak mulai menggambar dan mewarnai sesuai keinganinan mereka. Ehh tidak ding, saat perlombaan di mulai banyak pula ibu-ibu yang mendiktekan keinginan mereka ke anak-anaknya apa yang harus digambar. Padahal kan alangkah bagusnya membiarkan anak-anak itu berkreasi sesuai imajinasinya. Mungkin ibu-ibunya terlalu bernafsu menjadi pemenang kali yah??? Hehehe… tapi akhirnya ibu-ibu itu mundur teratur saat panitia memberi instruksi untuk memberi ruang pada anak-anak mereka.
Hasil gambar dan mewarnai lomba menghias media tanam

Tomat organik
Dengan PD yang tinggi, saya berkeliling beberapa stand seorang diri. Hal pertama yang menarik untuk dikunjungi adalah stand sayur sehat seorang petani dari Pangkep (saya lupa menanyakan namanya). Dengan lahan sekitar 100 meter dia membudidayakan sayuran organik, tanpa pupuk dan tanpa racun hama buatan. Pupuk yang digunakan semata pupuk kompos. Sedangkan untuk racun hama menggunakan bahan-bahan alami seperti sereh, lengkuas dan mengkudu. Perkebunan organik ini beralamat di Desa Pitusunggu kecamatan Ma’rang kabupaten Pangkep. Sayur mayur seperti kangkung, bayam, sawi, tomat pernah dipasarkan di supermarket Gelael Makassar dengan merek dagang SAYUR SEHAT. Berdasarkan pengakuan ibu tadi, karena kebutuhan Pangkep belum tercukupi akhirnya pemasarannya dilakukan di seputaran Pangkep saja dan berencana memasarkan di pusat-pusat perbelanjaan Makassar. 





Selain stand sayur sehat, beberapa stand diisi beberapa komunitas lainnya seperti KOHPI (Koalisi Pemuda Hijau Indonesia) Sulawesi Selatan. Slogan yang komunitas ini usung adalah bergerak bersama terhadap solusi masalah perubahan iklim dan lingkungan hidup, melakukan tindakan secara kolektif dan berkelanjutan demi terciptanya lingkungan Indonesia lestari. Salah satu tindakan yang diusung komunitas ini adalah menggunakan kendaraan umum.

Reptile Makassar Community, komunitas yang juga meramaikan MGCF 2014 ini. Anggota komunitas ini menenteng ular-ular peliharaan mereka di lehernya, ada pula yang memegang iguana (atau apa yah?). Melihatnya saja membuat saya tergidik beberapa kali, apalagi melihat anak-anak yang sangat berani mengalungkan dilehernya sambil bergaya untuk di foto. Ihhh…cabut ahh...
Sedangkan komunitas Makassar berkebun sendiri memamerkan beberapa tanaman organik yang merupakan hasil kebunnya. Seperti tanaman selada, kangkung, sawi hijau, cabe rawit, dan lain sebagainya. Apa yang dipamerkan komunitas ini tidak sesuai dengan gambaran yang ada di kepala saya. Saya berharap melihat berderet-deret sayuran hijau yang rimbun dan menghijaukan mata seperti di dokumentasi ID Berkebun. Untuk mendapatkan pemandangan itu mungkin harus berkunjung ke kebun Makassar Berkebun.
Selada organik

Fadly menjelaskan aquaponik pasang surut
Sekitar jam 5 sore, acara berikutnya adalah kelas dengan materi aquaponik. Nah, ini dia yang saya katakan di awal, bahwa Fadly yang dikenal sebagai penyanyi memiliki kepiawaian lain. Dari perbincangan singkat dengan Fadly di belakang panggung, sebelum kelas aquaponik dimulai, ternyata Fadly adalah pengajar di Akademi Berkebun. 

Awal mula ketertarikan Fadly mengembangkan pertanian organik karena salah satu anaknya bermasalah dengan alergi. Setelah 1 tahun mengkonsumsi makanan organik sang anak sembuh tanpa obat kimia apapun. Dan menurut pengakuannya, belanja kebutuhan akan sayur, tomat dan cabai bisa dihemat sampai 40%. Lumayan kan, apalagi saat BBM naik lagi.

Sebagai sarjana ekonomi, Fadly berkisah bahwa menggeluti urban farming tak harus seorang sarjana pertanian. Urban farming merupakan pertanian lahan sempit, memaksimalkan halaman rumah untuk menghasilkan tanaman paling organik, paling sehat yang kaya enzim. Salah satu teknik urban farming yang dipilih Fadly ini adalah aquaponik yang mulai masuk ke Indonesia sejak 5 tahun lalu. Aquaponik merupakan gabungan aquakultur dan hidroponik. Aquakultur adalah cara membudidayakan ikan dalam jumlah banyak di tempat yang sempit dengan menggunakan air yang sama tanpa ada yang terbuang. Sedangkan hidroponik adalah cara tanam tanpa menggunakan media tanah. Aquaponik merupakan cara bertani dengan memanfaatkan sirkulasi air dan pemanfaatan kotoran ikan yang mengandung nutrient dalam bentuk amoniak yang akan melalui proses siklus nitrogen dengan bantuan bakteri Nitosomonas dan Nitrobacter.

Sumber: https://www.facebook.com/pages/Indonesian-Aquaponic-Lovers/109833052414593
Foto bareng Fadly, foto pertama dengan artis
Semangat berkebun semakin menggebu. Dan kebanggaan sebagai anak petani membuncah di dalam hati saya. Berkebun itu tidak susah.
“Bukan masalah bisa atau tidak, tapi kita mau apa tidak,” satu pesan Fadly menutup materi aquaponik.
Ternyata pilihan saya tepat menghadiri acara MGCF 2014. Meskipun tidak menghadiri sampai tuntas acara ini, namun saya memberikan apresiasi yang luar biasa bagi mereka yang mau memberikan manfaat ke sesamanya. Hampir lupa, di acara ini untuk pertama kalinya saya ingin berfoto dengan artis hehehehe… (Muj)





Sumber:


  1. https://www.facebook.com/IDberkebun 
  2. https://www.facebook.com/pages/Indonesian-Aquaponic-Lovers/109833052414593


8 komentar:

  1. kereen tulisannya ida bas, sangat informatif dan bermanfaat, mau praktek aaah :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Heeee...semoga segera merilis panduan hidroponiknya, lagi ngumpul2in bahan

      Hapus
  2. keren bu, Alhamdulillah nambah2 ilmu berkebun :D
    aquaponik nya keren

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihihi... lagi ngumpulin bahan buat bikin panduan aquaponik

      Hapus
  3. setahun yang lalu tau kalo fadly ternyata punya rumah dan halaman yg sejukk banget,keren ya....asik bisa foto bareng fadly^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waah...berrti aku kamseupay banget kalau bagitu mba hehehe...

      Selama ini mmg gak pernah ngikutin berita Padi dan Personel lainnya, paling sekedar lewat sj kalau nonton gosip, cuma krn dapat foto jd sedikit ingin tahu wkwkwkk

      Hapus