Sabtu, 30 Januari 2016

Waspada Demam Berdarah



Sebelum ilmu pengetahuan berkembang, ketika penyakit infeksi belum diketahui penyebabnya, orang zaman dahulu sudah meyakini penyakit itu ada sebabnya. Kutukan dewa diyakini sebagai penyebab utama, hukuman atas dosa. Kemudian Hipocrates membuat sebuah hipotesis. Penyakit itu disebabkan oleh faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Anggapan ini masih dipakai sampai sekarang dan telah terbukti melalui penelitian sehingga tidak sebatas hipotesis lagi.

Segala penyakit pasti ada sebabnya. Termasuk penyakit infeksi, yaitu penyakit yang disebabkan oleh bakteri, jamur ataupun virus yang sering kita kenal dengan nama kuman. Salah satu penyakit infeksi yang sering muncul di bulan Januari atau di musim penghujan adalah demam berdarah dengue (DBD). DBD dikenal sebagai penyakit lingkungan. Perubahan iklim (climate change) global yang menyebabkan kenaikan rata-rata temperatur, perubahan pola musim hujan dan kemarau juga disinyalir menyebabkan risiko terhadap penularan DBD bahkan berisiko terhadap munculnya KLB DBD. Adanya kenaikan Index Curah Hujan (ICH) selalu diikuti dengan kenaikan kasus DBD. Munculnya penyakit ini juga disebabkan oleh faktor intrinsik, faktor dari dalam tubuh penderita, yaitu sistem kekebalan tubuh dan faktor ekstrinsik, faktor yang berasal dari luar tubuh, yaitu serangan virus.
“Apa sih DBD itu?” sebuah pertanyaan yang saya lontarkan pada warga desa Lompo Tengah, sebuah desa di Kabupaten Barru.
“Demam yang disebabkan oleh gigitan nyamuk,” jawab salah seorang peserta penyuluhan. Sebuah jawaban yang tidak salah, namun juga kurang tepat.
DBD disebabkan oleh virus dengue, yaitu Arthrophod borne virus, family Flaviviridae, genus flavivirus. Virus ini memiliki 4 serotipe, yaitu Terdapat empat serotipe virus yang disebut DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN- 4 telah ditemukan di berbagai wilayah Indonesia. Bila seseorang pernah terinfeksi dengan DEN-1 maka di dalam tubuhnya mempunyai antibody IgG (kekebalan) terhadap DEN-1. Sehingga seseorang tidak akan terinfeksi lagi virus dengue serotype DEN-1. Namun kekebalan ini tidak memberikan kekebalan silang terhadap DEN-2, DEN-3 dan DEN-4.
Penyakit ini disebabkan oleh virus namun perpindahannya dari orang ke orang melalui gigitan nyamuk Aedes (Ae) aegypti. Siklus penularan ini dikenal dengan siklus urban dengue (dengue kota), manusia – nyamuk – manusia. Selain siklus ini juga dikenal siklus jungle dengue (dengue hutan), manusia – nyamuk – monyet – nyamuk – manusia.nyamuk yang berperan dalam penularan ini adalah Aedes albopictus.
Aedes aegypti tersebar luas di daerah tropis dan subtropics termasuk Indonesia, hingga ketinggian ± 1000 meter dari permukaan laut. Kemampuan terbang nyamuk betina rata-rata 40 meter, maksimal 100 meter. Nyamuk Aedes aegypti dewasa berukuran lebih kecil dibandingkan nyamuk rumah, memiliki bintik-bintik putih pada badannya terutama pada bagian punggung. Aedes aegypti aktif pada siang hari mulai terbit matahari sampai sore (09.00 – 10.00 dan 16.00 – 17.00).
Nyamuk Ae. aegypty berkembang biak dia air jernih yang tergenang. Tempat penampungan air untuk keperluan sehari-hari baik di dalam maupun di luar rumah, antara lain ember, drum, tempayan, bak mandi/WC, dan lainya. Nyamuk juga berkembang biak di tempat penampungan  air bukan untuk keperluan sehari-hari, antara lain tempat minum burung, vas bunga, perangkap semut, barang bekas, talang air dan lainnya. Selain itu nyamuk juga dapat berkembang biak di tempat penampungan alamiah, seperti lubang pohon, lubang batu, pelepah daun, tempurung kelapa, potongan bambu, pelepah pisang, dan lainya.
Siklus Hidup Nyamuk Aedes aegypti (Sumber: http://gejalademamberdarah.com/wp-content/uploads/2012/07/DBD.jpg )

Setiap kali bertelur, Ae. Aegypty menghasilkan telur 100-200 butir telur. Telur-telur ini memiliki waktu 1-2 hari untuk memasuki masa larva. Larva atau jentik nyamuk yang aktif bergerak membutuhkan waktu 5-7 hari untuk berkembang menjadi kepompong. Kepompong yang berada di permukaan air membutuhkan waktu 2 hari untuk menjadi nyamuk dewasa.
Nyamuk Aedes betina terinfeksi virus dengue pada saat nyamuk menghisap darah dari seseorang yang sedang dalam fase demam akut (viremia) yaitu 2 hari sebelum panas sampai 5 hari setelah demam timbul. Nyamuk membawa virus 8-12 hari sesudah mengisap darah penderita yang darahnya mengndung virus dan tetap membawa virus selama hidupnya. Kelenjar ludah nyamuk bersangkutan akan terinfeksi dan virusnya akan ditularkan ketika nyamuk tersebut menggigit dan mengeluarkan cairan ludahnya ke dalam luka gigitan ke tubuh orang lain.
Setelah masa inkubasi di tubuh manusia timbul gejala awal penyakit secara mendadak, ditandai demam secara tiba-tiba (2-7 hari). Demam ini memiliki karakteristik yang spesifik. 3 hari pertama demam mencapai 40 0C namun kembali turun 37 0C pada hari ke 4-5. Pada masa ini merupakan fase kritis. Banyak yang mengira penderita mulai membaik, namun pada fase ini banyak terjadi kematian. Setelah melalui fase kritis, hari ke 6-7 suhu tubuh kembali naik yang merupakan penderita memasuki fase penyembuhan. Demam ini biasanya dapat disertai sakit kepala, nyeri otot dan persendian, sakit belakang bola mata. Gejala lain yang timbul berupa manifestasi perdarahan seperti uji torniket positif, bintik perdarahan (petechie), mimisan, gusi berdarah, muntah darah, BAB berdarah. Penurunan jumlah trombosit 100.000/mm3. Tanda-tanda kebocoran plasma bisa berupa peningkatan hematokrit ≥ 20% dari nilai baseline, efusi pleura, ascites, dan atau hypoproteinemia/ hipo albuminemia.
Ketika menemukan gejala awal DBD seperti demam spesifik, pertolongan pertama yang bisa dilakukan minum air putih sebanyak-banyaknya, menurunkan demam dengan kompres, memberikan obat penurun panas, segera bawa ke puskesmas atau fasilitas kesehatan.
Hal terbaik yang bisa dilakukan agar tidak terjangkit penyakit DBD adalah pencegahan. Kata bijaknya, mencegah lebih baik dari pada mengobati. Pencegahan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu pencegahan terhadap diri sendiri dan pencegahan terhadap nyamuk. Pencegahan terhadap diri sendiri dapat dilakukan dengan memperbaiki daya tahan tubuh, misalnya makan makanan bergizi, istirahat dan olahraga yang cukup. Sedangkan pencegahan terhadap nyamuk dapat dilakukan dengan 3M plus. 3M adalah menutup tempat penampungan air, menguras tempat penampungan air seperti bak mandi sekali seminggu, mengubur barang-barang yang mungkin bisa menampung air, seperti botol dan kaleng bekas (bagian mengubur barang bekas saya tidak setuju, saya lebih memilih menggunakan barang-barang bekas ini untuk pemanfaatan yang lain).
Pencegahan plus selain 3M dapat berupa membunuh jentik nyamuk dengan menaburkan bubuk abate pada penampungan air yang susah untuk dikuras, memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, mengusir nyamuk menggunakan obat nyamuk, mencegah gigitan nyamuk dengan menggunakan krim atau minyak gosok anti nyamuk, memasang kawat kasa pada lubang angina, tidak membiasakan menggantung pakaian, dan memanfaatkan barang-barang bekas seperti botol dan kaleng bekas yang masih bisa digunakan.
“Mencegah itu gratis ibu-ibu, tapi kalau sudah sakit harus mi ki bayar, apalagi tidak adami Jamkesda,” ucap seorang petugas kesehatan pada saat penyuluhan di Barru beberapa hari yang lalu.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar