Kamis, 30 Oktober 2014

Ayamku Malang, Ayamku Enak

Membaca cerita-cerita ayam Atifah aku teringat pada ayamku saat duduk dibangku kelas 3 SD. Burik, panggilanku untuknya. Ayam itu adalah ayam pertama dan terakhir aku pelihara. Mungkin
karena trauma, setelah Burik aku tidak pernah lagi memelihara ayam. Burik itu ayam betina pemberian nenek untukku. Aku telah membuat rencana matang, memelihara Burik sampai beranak pinak dan menjualnya untuk uang jajan.

"Nak, potongmi itu ayamta di'?" tanya Mama suatu hari.
"Kenapa, Ma?" tanyaku balik.
"Musimnya ayam sakit ini, nanti sakittti na mati, kan kasihan capek mi ki pelihara. Itu ayamnya Mama banyakmi yang mati," bujuk Mama.
Setelah dibujuk berkali-kali akhirnya dengan berat hati kuanggukkan kepala sebagai persetujuan.

Aku pun mengikuti Papa ke kandang mengambil si Burik. Sebelum melepaskan si Burik untuk disembelih, beberapa kali kuusap bulunya yang hitam dari ekor sampai leher, dan berwarna keemasan dari leher sampai kepala.

Burik kini telah dipegang Papa dan kakakku untuk siap disembelih. Pisau sebentar lagi disayatkan untuk memutus jalan makan, jalan nafas dan pembulu darah Burik. Aku yang tidak tahan melihatnya berlari keluar rumah memilih duduk di pojok teras menangisi nyawa Burik yang melayang.

Waktu makan tiba, Mama memanggil kami semua. Kami duduk melingkar menghadapi nasi, sayur kelor dan ayam masak lengkuas. Melihat kakak dan adikku yang sangat bernafsu pada si Burik, aku pun mengamuk.
"Harus aku yang duluan, ayamkuji ini." Kurebut sendok kakakku yang akan menyendok si Burik. Kusendok paha si Burik ke piringku, bagian yang sering kami kuperebutkan.
Dengan ragu ku gigit si Burik.
"Ayamku malang," lirihku dalam hati.
Tapi stelah merasai enaknya masakan Mama, aku pun menghabiskan makananku dengan lahap.
"Ayamku enak."

                                                                                    Makassar, 30 Oktober 2014

2 komentar:

  1. Athifah ndak mau sekali ayamnya dipotong hahaha marah ki kalo selalu disinggung orang rumah bilang mau dipotong ayamnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahhaha... na masih kecil kulihat ayamnya kak, ayamku ka ayam gadismi heee...

      jadi mau na apa beng ayamnya kak?

      Hapus