Minggu, 13 Juli 2014

Sujud Panjang


Saat itu mungkin aku bisa dilabeli the real bolang (bocah petualang). Rutinitas pagiku bersekolah sampai pukul 1 siang. Setelah itu dimulailah penjelajahan bersama anak tetangga. Berkunjung ke kebun teman-teman, mencari anak sungai baru untuk sekedar mandi-mandi, menjajal gua di pegunungan batu atau bermain pasir di sungai.

Karena penjelajahan ini, omelan orang tua pun terkadang hanya masuk telinga kanan keluar telinga kiri. Seperti hari itu, saat pulang sekolah dan bersiap-siap menuju sungai.
“Mau ke suangai lagi? Kemarin udah gak sholat ashar, sekarang mau diulang lagi?” tanya Mama yang melihatku bergegas keluar rumah.
“Nanti Mama bilang ke Papa, kalau gak mau dengar,” lanjut Mama lagi.
Mendengar ancaman ini rasanya bikin nyali ciut juga.
“Tidak kemana-mana kok, Ma, mau duduk-duduk saja di teras,” jawabku sambil berbelok arah ke kursi teras.

Waduh, bagaimana ini? Padahal sudah janjian sama Rahma, Novi, Imma dan Tendri langsung ke sungai setelah pulang sekolah, ucapku dalam hati.
Karena hari Jumat jadi belum bisa sholat sebelum berangkat. Jam masih menunjukkan pukul 11.

Aku berlari ke dalam kamar mengambil mukena dan bergegas berwudhu. Dengan pasti kulangkahkan kaki ke masjid melewati Mama di dapur sambil menenteng mukena. Ini benar-benar hanya taktik untuk mendapatkan keterangan berkelakuan baik agar bisa mengantongi izin Mama.

Khatib telah memulai aksinya di atas mimbar saat kaki kulangkahkan ke dalam Masjid. Mukena yang kutenteng kukenakan. Namun ternyata bawahan mukenanya tidak kubawa melainkan dua atasan mukena yang tadi kuambil tergesa.

Aku kembali kerumah mengembalikan atasan mukena yang satunya dan mengganti dengan sarung. Iqamat telah dikumandangkan saat aku sampai di Masjid. Kupakai kain sarung dan mukena kemudian bergabung dengan saf pertama ibu-ibu yang tidak penuh.

“Nak, bangun!” ujar seorang ibu sambil menggoyangkan badanku.
Aku terbangun. Kaget kuangkat kepalaku dari sujud. Kukerjap-kerjapkan mata mengingat yang terjadi. Di sujud pertama rakaat pertama aku tertidur sampai beberapa saat setelah sholat jum’at rakaat berakhir. Dan sujud ini menjadi sujud terpanjangku.

Saat kuedarkan pandang ke kiri kanan, mataku menangkap ibu-ibu yang senyam senyum padaku. Dengan muka tertunduk malu aku keluar tanpa mengulang sholat. 

2 komentar:

  1. Huahahaha.... Itu nggak sadar tertidur dalam sujud. Untuk tadi sempet nukar mukena ya hehehe

    Makasih mbak sudah ikutan

    BalasHapus
  2. hahaha...ketiduran ternyata

    terdaftar
    terima kasih sudah mengikuti GA sily moment
    salam^^

    BalasHapus