Saat itu mungkin aku bisa dilabeli the real bolang (bocah petualang). Rutinitas
pagiku bersekolah sampai pukul 1 siang. Setelah itu dimulailah penjelajahan
bersama anak tetangga. Berkunjung ke kebun teman-teman, mencari anak sungai
baru untuk sekedar mandi-mandi, menjajal gua di pegunungan batu atau bermain
pasir di sungai.
Karena penjelajahan ini, omelan orang
tua pun terkadang hanya masuk telinga kanan keluar telinga kiri. Seperti hari itu,
saat pulang sekolah dan bersiap-siap menuju sungai.
“Mau ke suangai lagi? Kemarin udah gak
sholat ashar, sekarang mau diulang lagi?” tanya Mama yang melihatku bergegas
keluar rumah.
“Nanti Mama bilang ke Papa, kalau gak
mau dengar,” lanjut Mama lagi.
Mendengar ancaman ini rasanya bikin
nyali ciut juga.
“Tidak kemana-mana kok, Ma, mau
duduk-duduk saja di teras,” jawabku sambil berbelok arah ke kursi teras.
Waduh, bagaimana ini? Padahal sudah
janjian sama Rahma, Novi, Imma dan Tendri langsung ke sungai setelah pulang
sekolah, ucapku dalam hati.
Karena hari Jumat jadi belum bisa sholat
sebelum berangkat. Jam masih menunjukkan pukul 11.
Aku berlari ke dalam kamar mengambil
mukena dan bergegas berwudhu. Dengan pasti kulangkahkan kaki ke masjid melewati
Mama di dapur sambil menenteng mukena. Ini benar-benar hanya taktik untuk
mendapatkan keterangan berkelakuan baik agar bisa mengantongi izin Mama.
Khatib telah memulai aksinya di atas
mimbar saat kaki kulangkahkan ke dalam Masjid. Mukena yang kutenteng kukenakan.
Namun ternyata bawahan mukenanya tidak kubawa melainkan dua atasan mukena yang
tadi kuambil tergesa.
Aku kembali kerumah mengembalikan atasan
mukena yang satunya dan mengganti dengan sarung. Iqamat telah dikumandangkan
saat aku sampai di Masjid. Kupakai kain sarung dan mukena kemudian bergabung
dengan saf pertama ibu-ibu yang tidak penuh.
“Nak, bangun!” ujar seorang ibu sambil
menggoyangkan badanku.
Aku terbangun. Kaget kuangkat kepalaku
dari sujud. Kukerjap-kerjapkan mata mengingat yang terjadi. Di sujud pertama
rakaat pertama aku tertidur sampai beberapa saat setelah sholat jum’at rakaat
berakhir. Dan sujud ini menjadi sujud terpanjangku.
Saat kuedarkan pandang ke kiri kanan,
mataku menangkap ibu-ibu yang senyam senyum padaku. Dengan muka tertunduk malu
aku keluar tanpa mengulang sholat.
Huahahaha.... Itu nggak sadar tertidur dalam sujud. Untuk tadi sempet nukar mukena ya hehehe
BalasHapusMakasih mbak sudah ikutan
hahaha...ketiduran ternyata
BalasHapusterdaftar
terima kasih sudah mengikuti GA sily moment
salam^^