Rabu, 19 Februari 2014

PADAMU PEDAGANG

Tema hari ini shopping. Belanja-belanja... Kegiatan paling menyenangkan khususnya bagi perempuan-perempuan. Sama denganku, karena aku juga perempuan hehehe... Sekalipun belanja barang pesanan orang tapi tetap saja menyenangkan. Sudah sebulan lebih aku dan sepupu disuruh belanja kain untuk seragam ibu dan bapak guru tempat om dan tanteku ngajar. Tapi baru hari ini belanja pesanannya selesai.

Pusat perbelanjaan terbesar di Makassar adalah central. Tempat tujuan belanja favorit ibu-ibu, bapak-bapak, muda-mudi, mahasiswa bahkan pelajar. Disini menyajikan segala macam barang kebutuhan. Kebanyakan sih pakaian-pakaian dengan model paling up to date dari kualitas jelek, sedang dan bagus. Penjual kain, sepatu, pakaian dalam, berbagai macam tas, peralatan rumah tangga. Ada pula penjual sayuran dan ikan sekalipun hanya sebagian kecil saja. Dan enaknya lagi di tempat ini kita bisa menawar barang. Jika kita pandai menawar kita bisa mendapat barang 1/3 dari harga yang diajukan pertama kali penjual. Demikian sebaliknya, jika tidak bisa menawar maka siap-siaplah makan hati akan harga mahal yang tidak sepadan kualitas barang. Seperti aku, keseringan pulang dengan dada bergemuruh tidak senang karena belanjaanku ternyata ku beli dengan harga yang tidak sepantasnya. :-(

Memasuki pasar central akan kita jumpai lapak-lapak pedagang yang berjejer. Sejak kebakaran 2 tahun silam, central semakin semrawut. Lapak-lapak menjorok ke jalan raya mengakibatkan jalan semakin sempit untuk kendaraan yang semakin hari semakin banyak memadati jalan raya. Sehingga timbullah macet berkepanjangan. Semakin masuk ke dalam pengunjung mulai sikut menyikut karena sempitnya jalan antara lapak tidak sebanding dengan jumlah pengunjung. Kondisi inilah yang sering dimanfaatkn pencopet untuk mengambil dompet, handphone atau barang berharga lainnya para pengunjung. So, berbelanja di central harus dengan kewaspadaan tinggi. Berusahalah untuk tidak memamerkan barang mewah. 

Kehebohan central ditambah dengan suara riuh bersahut-sahutan para pedagang memanggil pelanggan memasuki lapaknya.
"Apa dicari sayang?"
"Masukki cantik lihat-lihat."
"Ibu Aji apa dicari?"
"Cd (celana dalam) nya sayang, 3 sepuluh ribu."
"Model terbaru bajunya cewek, 15 ribu ji."
"Kainnya sayang, masukki liat-liat."

Maka mulailah calon pembeli memasuki lapak dan mulai melihat-lihat barang dagangan. Mulai dengan melihat barang-barang yang digantung dan meminta penjual menurunkannya, membuka lipatan (misalnya pakaian), bahkan mengeluarkan dari plastiknya. Setiap memilih barang, calon pembeli akan bertanya, "berapa ini?". Setelah menemukan barang yang dianggapnya cocok, mulailah calon pembeli menawar harga serendah-rendahnya yang sesuai dengan barang pada penjual. Disini mulailah muncul reaksi dari pada pedagang jika tidak menemui kecocokan dengan harga yang diminta. Mungkin kawan-kawan sendiri pernah mengalaminya. 

Berikut inilah reaksi para pedagang yang pernah aku lihat atau diceritakan teman-temanku.
* Ada pedagang yang dengan tetap tersenyum mengatakan, "tidak sampai harganya." Kemudian membiarkan calon pembelinya pergi.
* Ada pedagang yang pura-pura jual mahal. Awalnya dia berkata, "begini saja, tambai mi ki 5000." Tapi calon pembeli tetap ngotot dengan harga yang dia inginkan, akhirnya dia pergi berlalu. Dan si pedagang mengalah dan memanggil kembali. Harga penawaran deal.
* Ada pedagang yang tidak menerima penawaran calon pembelinya, maka mulailah dia mengomel dan mengumpat pada si calon pembeli. Tapi ini masih bisa diterima.
* Ada pedagang yang tidak menerima penawaran malah mengajak berkelahi si calon pembeli. Wah ini yang parah.

Kalau ada pengalaman teman-teman dengan si pedagang boleh tulis di kolom komentar.
Then, padamu pedagang, kita sama-sama saling membutuhkan. Bersikaplah baik pada kami calon pembelimu toh tidak ada ruginya bagi kalian jika memperlakukan sewajarnya kepada kami. Paling tidak di memori kami akan teringat budi baik kalian. Dan mungkin kemudian hari kami akan mencari kalian untuk bertransaksi lagi. Dan dengan senang hati pula kami akan merekomendasikan jualan kalian pada keluarga dan sejawat kami. Dan kita pun sama-sama untung. Padamu pedagang, kami calon pembelimu pun sadar, kami terlalu cerewet, tapi itulah kami calon pembeli mencari apa yang kami butuhkan. Dan kalian adalah pedagang yang hanya bisa menyarankan dan mempengaruhi kami, bukan memaks. Keputusan sepenuhnya ada di tangan kami pembeli.

Makassar, 19 Februari 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar