Jumat, 24 Juni 2016

Priiiit...

"Itu Pak Polisi bunyikan sempritan kenapa yah?" tanya saya duduk manis di boncengan Om Bush.
"Bukan ke kita kan?" saya lanjut bertanya.
"Bukanji, kita disuruh cepat-cepatji karena pertigaan ini nanti macet," jawab Om Bush.
Kami pun melenggang manis sambil mengendarai Supriati (Supra riolo selalu di hati), nama motor Om Bush, di jalanan yang mulai ramai.

Tidak jauh dari pertigaan tempat Pak Polisi berdiri, kami melintasi seorang Pak Polisi lagi. Lagi-lagi Pak Polisi yang kami lewati membunyikan sempritan.  Dan lagi-lagi kami melaju saja sambil asyik bercerita tanpa terganggu bunyi sempritan.

"Kasi' turunka..." setengah berteriak saya meminta diturunkan di ujung jl. Landak sebelum belokan jl. Veteran Selatan.
Saya terus meminta diturunkan membuat Om Bush kaget dan segera meminggirkan Supriati di bahu jalan setelah masuk di jl. Veteran Selatan. Untungnya tidak ada Polisi, pikirku. Padahal di belokan ini selalu ada Polisi yang mengatur lalu lintas setiap pagi.

"Kenapa?" tanya Om Bush setelah saya turun dari boncengan.
Wajah syok dan tidak tahu harus berkata apa, saya memegang kepala.
"Nda pake helm ki?!" kata Om Bush setengah berteriak.

Huaaaaa... ternyata priiiit....priiiit... Pak Polisi gara-gara saya tidak menggunakan helm. Maaf, Pak, bukannya saya tidak peduli teguran Bapak, tapi saya tidak sadar saya tidak pakai helm. Sumpah, saya lupa, sama sekali bukan untuk melanggar.



2 komentar:

  1. astaga..kak idaaaa lucu ta' hahahahaha
    bisa2x jauh meQ jalan nda qt sadari..hahahahahahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha... Iyo nah Icha baru dua kali lagi ckckck... bagaimana caranya saya follow icha blogmu?

      Hapus