Kamis, 29 Januari 2015

Kopdar IIDN Makassar: Bercermin pada Sejarah



Telah menjadi rutinitas bulanan dari komunitas Ibu-ibu Doyan Nulis (IIDN) Makassar. Pertemuan ini lebih keren disebut kopdar, kopi darat. Sebagai komunitas yang lebih banyak menjalin komunikasi di dunia maya, ajang kopdar ditujukan untuk menyambungkan tali cinta sesama anggota dan menambah keakraban. Pun menjadi tempat sharing beragam ilmu seputar kepenulisan. 


Seperti biasa, Kak Nur Sahadati amir, salah satu admin di grup IIDN Makassar akan membuat pengumuman jadwal kopdar yang mengundang seluruh anggota komunitas.


Namun kopdar kali ini berbeda dengan kopdar-kopdar sebelumnya. Kesempatan ngumpul biasa dilakukan dari rumah ke rumah anggota komunitas. Berkat salah seorang anggota komunitas yang bernama kak Syairawati Maghribi (Dg. Labbi) dan lebih akrab dipanggil dengan nama pena, kak Abby Onety. Kak Abby adalah seorang guru di SMP Nasional, salah satu sekolah di bawah atap Yayasan Perguruan Nasional. Kak Abby mendapat izin dari Ketua Yayasan untuk mengadakan kopdar di sekolah ini. Dan yang lebih istimewanya lagi, ruangan berpendingin ruangan yang dipinjamkan adalah ruang kantor Bapak H. Syarifuddin Saleh selaku ketua Yayasan.

Jam telah menunjukkan pukul 08.30 pagi. 30 menit sebelum kopdar diadakan, namun saya masih sibuk berkutat dengan dapur. Saya mengukus kue yang rencananya akan dibawa ke kopdar. Salah satu hal yang memuat IIDN Makassar begitu nyaman adalah berusaha untuk tidak merepotkan pihak atau anggota yang menyediakan tempat. Sehingga untuk konsumsi ngumpul dibebankan pada setiap orang untuk membawa cemilan ala kadarnya.

30 menit telah berlalu dari jadwal yang ditentukan, yaitu jam 9 pagi saat saya menjejakkan kaki di halaman Perguruan Nasional. Semangat nasionalisme mulai terasa saat melintasi pintu gerbang sekolah. Pintu gerbang besar berhiaskan helm tentara dan senapan di puncak gerbang. Setiap melintasi sekolah yang berada di jalan Dr. Ratulangi No. 84 ini selalu memunculkan satu pertanyaan, mengapa sekolah ini dinamakan Perguruan Nasional? Dan hari ini saya menemukan jawabannya.


Setelah memasuki pintu gerbang, saya berhenti sejenak merogoh saku baju dan mengambil telpon genggam. Saya pun menelepon kak Abby menanyakan arah setelah melewati pintu gerbang. Ini adalah kali pertama saya memasuki sekolah ini. Mengikuti petunjuk kak Abby sampailah saya di ruangan yang dilengkapi meja bundar dan beberapa kursi mengelilinginya. Pun telah terpasang proyektor. Telah hadir beberapa orang teman-teman IIDN Makassar. Setelah Kak Mugniar, korwil IIDN Makassar hadir, kopdar dimulai membahas program tahun 2015 IIDN Makassar dan berlanjut dengan blog kontes. Yaitu setiap anggota membuat tulisan tentang Perguruan Nasional untuk di terbitkan di blog masing-masing.

Awal memasuki ruang pertemuan, saya tidak terlalu tertarik dengan jejeran foto berbingkai yang dipajang di salah satu sisi dinding. Namun setelah ada yang bertanya tentang foto-foto itu, akhirnya saya pun mengalihkan fokus ke deretan foto berpigura coklat. Deretaan teratas ditempati dua foto, yaitu foto Lanto Daeng Pasewang dan  DR. G. S. S. J. Ratulangi. Dibagian identitas foto, tetera kata pendiri. Dari tangan kedua tokoh inilah lahir cikal bakal Perguruan Naional.

Perguruan Nasional ini dibentuk sebagai tindakan penolakan terhadap niatan NICA (Netherland Indies Civil Administrasion) mengumpulkan mantan pelajar-pelajar sekolah menengah Jepang untuk membujuk mereka kembali ke sekolah Belanda. Pelajar-pelajar Jepang tersebut terdiri dari pelajar-pelajar Futsu Cugukko (Sekolah Menengah Umum) antara lain Emmy Saelan, Nini Saelan, Elly Saelan, Milly Ratulangi, Lambert Supit dan lain-lain, Tokobetsu Cugukko (Sekolah Menengah Istimewa) antara lain Rajadin Anwar, Rahman Daeng Lanto, Lamuddin, Wahyu, Moh. Nur, Palangkey, Alim Bahri, Bachtiar dan lain-lain, Riu Gaksei (calon mahasiswa untuk dikirim ke Jepang) mereka adalah Maulwi Saelan, Rivai Paerai dan Syamsul Ma’arif.

Pelajar pelajar yang sering berkumpul di rumah Gubernur pertama Sulawesi, yaitu Dr. Ratulangi, menggagas ide mendirikan sekolah nasional sendiri. Setelah dikonsultasikan dengan para pimpinan perjuangan antara lain Dr. Ratulangi, Lanto Daeng Pasewang, Sam, Mr. Zainal Abidin, Siranamuel, Saelan, Mr. Tadjudin Nur cs, semuanya setuju.

Karena kebanyakan pelajar adalah pelajar sekolah menengah pertama maka dibentuk dan didirikan Sekolah Menengah Pertama Nasional pada tanggal 8 Oktober 1945. Dipimpinan langsung oleh Dr. Ratulangi, Gubernur Sulawesi pertama, guru-gurunya adalah para pimpinan Republikein sehingga SMP Nasional dijuluki sekolah perjuangan. Gedung sekolah sementara meminjam dan menumpang pada gedung Perguruan Islam di jalan Datu Museng, dimulai dengan SMP kelas III dengan jumlah murid sekitar 15 orang.

Sebagai sekolah perjuangan, Perguruan Nasional telah melahirkan pejuang-pejuang bangsa dan negara yang rela mengorbankan jiwa dan raganya untuk mempertahankan kemerdekaan.
Pelajar SMP Nasional Makassar yang mempunyai motto: “Belajar dan berjuang mempertahankan Negara RI”, sebagian berjuang di Sulawesi Selatan bergabung dengan Lipan Bajeng yang bermarkas di Polongbangkeng, membentuk pasukan khusus, namanya Harimau Indonesia (HI) dan sebagian ke Pulau Jawa bergabung dengan tentara-tentara pelajar di beberapa tempat di Jawa. Untuk sejarah lengkapnya bisa dibaca di sini.

Tak salah jika saya kembali mengenang perkataan Soekarno, “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya.” Berada di sekolah ini, saya seolah menyaksikan film perjuangan di bioskop dengan layar lebarnya. Menyaksikan para pahlawan dengan semangat yang berkobar-kobar, bahu membahu mendirikan sekolah sebagai salah satu bentuk perlawanan terhadap penjajah. Berdiri di sini mengingatkan akan beratnya perjuangan mereka dan menjadi pembanding usaha-usaha kita menjalani kehidupan yang terkadang sudah terlalu berat menekan pundak, seakan tidak sanggup kita pikul. Namun sejatinya perjuangan kita tidaklah ada artinya dibandingkan mereka, para pahlawan.

http://www.mugniar.com
Kini, selain SMP Nasional, Perguruan Nasional membina SD Nasional, SMP Nasional, SMA Nasional dan SMK Nasional yang bernaung dibawah Yayasan Nasional. Yayasan Nasional dipimpin Bapak Drs. H. Syarifuddin Shaleh, M.Si. mantan Kepala Dinas Kota Makassar bersama dewan Pembina lainnya mengantarkan Perguruan Nasional Makassar menuju perkembangan dan kemajuan. Memasuki periode kedua masa jabatannya, Ketua Pengurus Harian atau Ketua Yayasan ini, telah terlihat mengalami perubahan yang signifikan dan sangat berarti. Perubahan itu mulai terlihat setahun pada masa jabatan periode pertama hingga periode kedua sekarang ini.  Di mulai dari pembenahan fisik sekolah sampai kepada pembenahan manajerial termasuk peningkatan sumberdaya manusia secara bertahap semakin menampakkan hasil yang menggembirakan. Hal ini tak lepas dari bantuan para kepala sekolah, yaitu Bapak Muchtar, S.Pd (Kepala SD Nasional), Ibu Dahlia, S.Pd (Kepala sekolah SMP Nasional), Bapak Drs. H. Andi Sakkang (Kepala sekolah SMA Nasional), dan Bapak Drs. Makka (Kepala sekolah SMK Nasional).

Dengan kerja keras yang solid antara Penguruh Harian, Dewan Pembina, Guru-guru serta para Siswa dan warga sekolah lainnya, Perguruan Nasional mulai menuai prestasi di berbagai ajang lomba. Berikut ini beberapa prestasi SMA Nasional yang telah diraih dalam berbagai kompetisi sepanjang periode 2011 sampai saat ini.  
  1. Juara Harapan 3 lomba Karya Tulis Ilmiah (KTI) Tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh Universitas Hasanuddin. 
  2. Juara 3 lomba Accounting Fair tingkat Provinsi Sulawesi Selatan yang diselenggarakan oleh STIMIK Profesional Makassar. 
  3. Juara 3 lomba baca berita Radio dan Televisi tingkat Provinsi Sulawesi Selatan dan Barat yang diselengggarakan oleh Universitas Islam Negeri Makassar (UIN). 
  4. Juara 2 lomba pidato Bahasa Inggris tingkat Kota Makassar yang diselenggarakan oleh Universitas Islam Negeri Makassar. 
  5. Juara 1 dalam lomba Karya Tulis Ilmiah (KTI) se Kota Makassar yang bekerjasama dengan Badan Kearsipan Nasional. 
  6. Juara 3 lomba teater remaja se Kota Makassar yang di selenggarakan oleh Dinas Pendidikan Kota Makassar. 
  7. Juara 1 lomba KTI Minat Baca Perpustakaan Pemkot Makassar 2012. 
  8. Juara 1 lomba Karya Tulis Yamaha, Makassar 2012. 
  9. Juara 2 lomba Fun Rise Competition se-Kota Makassar yang di selenggarakan oleh Pocary Sweat 
  10. Juara 2 lomba Essay Olimpiade Pendidikan se-Sulawesi Selatan yang di selenggarakan oleh Universitas Negeri Makassar (UNM). 
  11. Juara 1 lomba pidato Bahasa Indonesia se-Kota Makassar yang di selenggarakan oleh Universitas Islam Negeri Makassar (UIN). 
  12.  Juara 1 lomba karya tulis ilmiah (KTI) tingkat provinsi Sulawesi Selatan yang diselenggarakan oleh Astra Internasional tahun 2012. 
  13. National Camp AHMBS 2012, Jakarta. 
  14.  Juara II dalam lomba teater Remaja se-Kota Makassar di selenggarakan oleh Dinas Pendidikan Kota Makassar 
  15.  The best Futsal Player dalam lomba Futsal se-Kota Makassar yang di selenggarakan oleh Harian Fajar. 
  16. Juara 1 AHMBS 2011 Tingkat Makassar-Gowa. 
  17. National Camp AHMBS, Jakarta 2011.
  18. Juara 1 lomba KTI Zero HIV & NAPZA UKM MAPHAN UNM 2013, Sulselbar.
  19. Juara 3 AHMBS 2014. 
  20. Juara 1 lomba KTI HIMETRO ATIM 2014, Sulsel. 
  21. Juara 2 lomba KTI HIMETRO ATIM 2014, Sulsel 
  22. Harapan 2 lomba KTI PIKIR LKIM PENA Unismuh Makassar 2014, Sulselbar 
  23. Juara 2 lomba Mading Manajemen Fest UNM 2014
      
Terakhir, saya mengucapkan terima kasih IIDN Makassar, terima kasih Perguruan Nasional untuk pengalaman dan pelajaran berharga ini. Seharusnya kita terus berusaha menjadi lebih baik, seperti pendahulu kita menyajikan kehidupan lebih baik di hadapan kita generasi pelanjutnya melalui nampan perjuangan. (Muj)

9 komentar:

  1. tawwa jadi mi. Sekolah ini perlu dilestarikan semoga abadi untuk selamanya. kapan - kapan kita kopdar lagi yuk, di sekolah lain tentunya. tulisannya kereen ibas

    BalasHapus
  2. Wowww...... (y) mantaaaappppp de'. Thank u fulllll. Merdeka !!!.

    BalasHapus
  3. Baru mampir udah suka sama tulisannya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih sudah mampir...
      terima kasih sudah membaca tulisan saya...
      terima kasih sudah meninggalkan jejak manis...

      Hapus
  4. Baru mampir udah suka sama tulisannya :)

    BalasHapus